厄爾尼諾愛維安
Usulan menyerang waduk Gajahmungkur dengan ikan Jambal ternyata mendapat sambutan sobat-sobat mancing dari kota-kota lain. Dari Jogja dengan JFC ada mbah Gino dan mbah Wiryo, dari Boyolali ada mas Ranto, dari Pacitan ada mas Aris Tia dan mas Awang Inzaghi, dari Sukoharjo ada pak Jarot Suseno dkk dan yang terjauh rekan2 BFC dari Bumiayu yang dikomandani oleh pak Haji Bisri.
Tujuan utama trip di waduk Gajahmungkur adalah sebagai ajang silaturahim antar pemancing yang selama ini aktif berkomunikasi di Facebook. Mengingat kita semua saling kenal berawal dari fesbuk juga, dan kita semua memang belum pernah saling bertemu satu sama lain. Kesempatan inilah yang akhirnya membuat semangat para angler untuk menghadiri trip di waduk Gajahmungkur.
Jalan menuju spot . . Hutan dan blusukan . . .
Jadi ingat jaman sekolah ikut pramuka
Mas Karebet terkapar
Jambal pertama naik jam 03.10 WIB
Purnama di atas Gajahmungkur diwaktu shubuh
Bangun tidur . . Terpesona dengan indahnya Gajahmungkur
Mas Ranto dan Risa Oi . . . Ngobrol strategi ngobok . . .
INDAHNYA HARMONI PERSAHABATAN PEMANCING
Jam 6 pagi tanggal 26 Juni 2010, aku berangkat dari rumahku, rencananya aku mau lewat Jogja untuk menjemput team JFC, diantaranya Mbah Gino, Mbah Wiryo dan Rante. Mobilku sempat ngadat sebelum perjalanan. Dinamo staternya rewel lagi. Mau masuk bengkel sudah tidak ada waktu lagi. Akhirnya pakai cara akal-akalan saja, yang penting bisa berangkat.
Sampai di Jogja sekitar jam 12 siang, aku menyempatkan shalat dzuhur di masjid dekat pojok benteng kulon. Sementara mbah Gino cs menunggu diwarung burjo. Akhirnya jam 1 siang semua berangkat menuju waduk Gajahmungkur via Wonosari. Perjalanan jauh melewati hutan dan padang batu kapur sempat aku lewati ketika sampai di daerah Bedoyo sampai Pracimantoro. Menurut penelitian, daerah sekitar Bedoyo sampai Pracimantoro zaman purba adalah laut. Bahkan aliran sungai Bengawan Solopun bermuara di pantai Sadeng. Karena terjadi proses vulkanologi, terjadi gempa besar yang menyebabkan dasar laut selatan terangkat kepermukaan. Dampaknya aliran Bengawan Solo menjadi terhenti karena daratan yang seharusnya menurun di aliri air sungai sekarang malah terangkat dan menyebabkan air sungai berbalik arah ke utara. Akibatnya sampai sekarang aliran sungai Bengawan Solo mengalir menuju utara dan bermuara di pantai utara Gresik/Tuban.
Mbah Wiryo, Mas Agus Setiawan dan aku . . .
Ikan menolak mbah dukun bertindak . . .
Mbah Wiryo dan Mas Rante kompak banget euy . .
Meski terlambat sampai di Baturetno gara-gara mobil mogok dan juga sempat nyasar di daerah Giriwoyo dan Giritontro, tapi tak membuat semangat para mancing mania kendor. Di Baturetno kami di jemput mas Agus di depan terminal Batuuretno. Ternyata di rumah mas Karebet sang guide dan mbaureksonya waduk Gajahmungkur sudah penuh dengan para master mancing mania dari berbagai kota. Akhirnya setelah breifing mengenai lokasi dan trik mancing oleh tuan rumah kami menuju waduk yang berjarak sekitar 2 km dari rumah mas Karebet.
Mobil ternyata tak bisa masuk sampai lokasi mancing. Spot mancing berada di lokasi yang agak tersembunyi. Tepatnya di daerah pesareyan Mener. Semula aku tidak tahu daerah apa Mener tersebut. Setelah pagi harinya baru aku tahu, ternyata aku mancing di lokasi pekuburan yang terendam air waduk. Sampai di tepian waduk, hari sudah menjelang gelap, sekitar jam 6 sore. Semalaman di pinggir waduk acara kami tidak hanya memancing. Kami banyak ngobrol dan saling tukar pengalaman dengan para mancing mania masing-masing. Walaupun baru sekali ini bertemu tatap muka, tapi kami merasa seperti kawan lama yang sudah lama sakali tidak pernah bertemu. Mungkin karena kami selama ini sudah akrab di fesbuk, bahkan sering guyon dan ledek-ledekan (kecroh-kecrohan istilahnya wong Solo). Kami tidak merasa ada jarak seperti orang baru kenal. Semalaman kami tidak tidur, bahkan sampai pagi. Malah joran pun tidak lagi kami pedulikan. Berkali-kali joran strike ikan Betutu yang banyak terdapat di waduk ini. Kami sering tidak menyadarinya, tahu-tahu joran sudah roboh ketanah. Untung bukan ikan Jambal yang makan umpan, kalau ikan Jambal sudah makan umpan jangan berharap hanya joran roboh yang saja. Bisa-bisa joran malah hilang di bawa kabur Jambal.
SHOW ME THE DJAMBAL
ACTION WITH DJAMBAL MOMENT
DANCING WITH THE DJAMBAL
Ikan Jambal (Pangasius Djambal)
Baru jam 3 dinihari akhirnya mas Agus bisa menaikkan ikan Jambal pertama seukuran 3 jari. Baru sekali ini aku melihat wujud ikan Jambal (Pangasius Djambal). Selama ini aku hanya tahu ikan Patin Siam (Pangasius Hypophthalmus). Aku sendiri belum paham perbedaan antara kedua jenis patin tersebut. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri baru aku mulai paham perbedaan kedua patin tersebut. Patin Jambal memiliki warna tubuh perak kehijauan, sedangkan Patin Siam berwarna perak kebiru-biruan. Dari patilnya, jelas patil patin Jambal lebih tajam daripada patin Siam. Aku sendiri sempat merasakan tajamnya patil Jambal. Walaupun cuma tergesek sedikit, tapi cukup merasakan nyerinya.
Ikan Lukas (Dangila Cuviera)
Ikan Baung atau Sogo (Hemibagrus Nemurus)
Ikan Nila Gajahmungkur (Oreochromis Niloticus)
Pada pagi hari, aku baru bisa melihat pemandangan waduk Gajahmungkur seutuhnya. Ternyata waduk Gajahmungkur sangat luas, melebihi luasnya dari waduk Wadaslintang di dekat rumahku. Seumur hidup baru sekali ini aku melihat danau seluas ini. Menurut berita, waduk Gajahmungkur memang waduk terluas di Jawa. Acara selanjutnya kami sempatkan foto-foto bersama untuk kenang-kenangan. Sayang beberapa angler dari Pacitan tidak sempat untuk foto bersama, karena mereka harus pulang setelah subuhan. Karena ada telpon dari rumah mereka, yang mengharuskan mereka pulang lebih awal.
Jam 6 pagi aku keluar area waduk untuk membeli nasi bungkus buat sarapan teman-teman lain. Aku menyusuri jalanan di sekitar pasar Baturetno. Terlihat pasar sudah mulai menggeliat ramai dengan buruh pasar berlalu-lalang dengan barang bawaannya. Ternyata perekonomian Baturetno cukup maju juga. Ini terlihat dari keramaian pasarnya. Meski di sana-sini masih terdapat jomplangnya ekonomi masyarakat, tapi secara keseluruhan sudah bisa dikatakan sebagai kota kecamatan yang maju perekonomiannya. Sejak pagi sampai siang kami mancing dengan cara masing-masing. Ada yang hobbynya mancing ngobok seperti mas Ranto. Istilah mancing ngobok memang tren di daerah Surakarta. Tapi untuk aku secara pribadi, aku kurang menyukai mancing model seperti ini. Bisa-bisa tubuhku jadi kram kalau memaksakan mancing ngobok.
Mas Ranto Anake Mbok Ami . . . Sang Master "NGOBOK"
Pasukan Amphibi dari Bumiayu Batayon H Bisri Zaeny
Sang Penggagas trip bersama waduk Gajahmungkur
Jambal tak muat masuk dalam termos es-ku
Back to Jogja & Wonosobo
See U again my friend . . . From Wonogiri I have nice memory
Menjelang tengah hari jam 12 siang, aku terpaksa harus berkemas untuk pulang. Karena mengingat perjalananku masih jauh dan melelahkan. Aku tidak akan memaksakan diri untuk mancing sampai sore. Sudah cukup ikan Jambal yang kuperoleh untuk oleh-oleh anakku dirumah. Setelah berpamitan dengan mas Karebet dan mas Agus. Aku tinggalkan Baturetno yang indah ini. Entah kapan aku bisa kembali lagi mancing di waduk Gajahmungkur lagi. Semoga suatu saat aku bisa kembali lagi.......
__________________________________________________________________________________
NB : Mohon maaf untuk rekan sobat peserta mancing di WGM, karena terbatasnya foto-foto saya tentang trip kita di waduk Gajahmungkur. Maka untuk melengkapi blog, saya terpaksa mengambil beberapa foto di Fecebook anda. Untuk kelengkapan hak cipta anda, maka saya cantumkan alamat email/URL anda. Thanks . . . .
Data Foto Peserta trip waduk Gajahmungkur :
wah gayeng banget keliatanya.....
BalasHapusnie perkanalken(dialeg orde baru)salah satu maniac mancing "solo raya" tom gembus.
cm mau nanya aja spotnya daerah mana(baturetno-nya),trus pake umpan apa?
@Gajahmungkur Strike Mania : Iya mas,, salam kenal... Kami dulu mancing di Gajahmungkur karena di ajak sama mas Agus Setiawan yang asli Solo. Dia mmg langganan trip di WGM. Atas petunjuk mas Karebet yg asli Baturetno, kami mancing di spot bekas desa Mener.. Itu looh, yg di bekas kuburan. Ternyata jambalnya guede..guede mas.. umpane pke cacing bayem....
BalasHapusmantap Om.
BalasHapusweh weh weh..........
Matur nuwun pak sugeng... Salam strike...!!
BalasHapuskabar duka dr komunitas mancing surakarta wdk gajah mungkur telah meniggal dunia bp EDI KUNCORO (PAK KUN ) pd tggl 23 maret 2012 . mohon dao para shbt pemancing semoga arwah beliau di terima di sisi NYA dan ditempatkan ditempat yg layak disisiNYA ..AMIIIN
BalasHapuswah mantab..pengen mancing di situ
BalasHapusmas... boleh gabung ..aq hobby banget mancing , sudah 6 tahun pancingku diem digudang..heheheh salam kenal dodik 081225882200
BalasHapust4 di wgm yg strategis mancing jambal dmn gan.. sm umpan yang di pakek ap....,?
BalasHapuswuih mangstaps gan,, memang rata rata spot disana sangat potensial gan untuk strike, tapi jika ada yang pengen mancing di area wisata waduk, ni ane punya sedikit catatan, untuk yang belum pernah kesana silakan bisa pake cara cara ini
BalasHapushttp://santaiarea.blogspot.com/2014/07/tips-mancing-di-waduk-gajah-mungkur.html
salam mancinger
Mancing jambal,pake umpan apa ya gan?
BalasHapusMancing jambal umpannya kodhok mas
BalasHapusMancing jambal umpannya kodhok mas
BalasHapuspermisi mau tanya spot pasareyan mener itu masuknya di desa mana njih wonogirinya..suwun
BalasHapusJooss...mancing mania WGM....mancing teruuusss.....
BalasHapusmas report mancing wadas lintang dong,piranti,umpan ama waktunya...aku sering mudik ke kutowinangun pengen coba spot wadas lintang,by the way bushway mantap ulasan nya
BalasHapusSangat terkesan dengan ikatan para pemancing...dan makasih min untuk ceritanya ....sangat bagus dam gak sabar pingin mancing di sana lago
BalasHapusKasih tau lokasi² potensial donk Om? Saya mau belajar dari solo
BalasHapusSalam kenal om. Itu spot sama terminal batu retno ke arah mana om,ke selatan bukan. Terimakasih istimewa ceritanya
BalasHapusKe arah utara /mboto .pertigaan boto lurus arah belumati (jalan lama)
HapusSaya suka mancing
BalasHapus