厄爾尼諾愛維安
GANASNYA LOUHAN HIJAU
Hari Sabtu aku berangkat ke Banjarnegara bersama istri dan rekan mancingku, rencananya aku dan istriku akan bermalam dirumah mertuaku di Banjarnegara, karena Minggu pagi aku merencanakan mancing di waduk Sempor. Selama ini aku belum pernah mancing di waduk Sempor. Waktu kecil aku memang pernah mengunjungi waduk ini, tapi bukan untuk mancing. Melainkan hanya plesiran bersama keluargaku. Sekarang aku punya kesempatan menjajal peruntungan di Sempor. Selama ini, aku hanya dengar dari rekan-rekan mancing mengenai situasi di Sempor. Tentang ikan Mas, Nila, Louhan dan Bawalnya.. Katanya sekarang susah cari ikan besar di waduk Sempor. Dulu waktu aku kecil sering mendengar tetanggaku mancing di waduk ini dapat ikan Mas segede paha orang dewasa. Mungkin aku terlalu terobsesi cerita masa kecil tentang tetanggaku yang bisa strike ikan Mas besar. Tapi untuk jaman sekarang jangan harap dapat strike heboh.. Tapi tak apalah, yang penting aku sudah memiliki pengalaman mencing di waduk Sempor. Apapun hasilnya yang penting mancing... Sekalian tambah pengalaman di tempat-tempat baru. Toh niat aku memancing bukan semata untuk dapat ikan. Mancing hanyalah caraku refresing dari kesibukan kerja yang tak ada habisnya. Kalau mau ikan gede mah gampang...!! Di pasar juga banyak... Heheheheeee.....
Pagi hari jam 06.00 WIB aku menyusuri jalan raya Banjarnegara-Purwokerto menuju waduk Sempor. Sampai di kecamatan Mandiraja aku berbelok ke arah selatan melewati Gandulekor. Perjalanan naik turun bukit dan berkelok-kelok kira-kira sejauh 30 km. Ternyata pemandangan di wilayah ini terasa alami sekali. Terutama sesaat ketika menjelang masuk area waduk. Aku memasuki area hutan pinus milik Perhutani. Hawa sejuk terasa banget... indahnya suasana di sini...
Pagi hari jam 06.00 WIB aku menyusuri jalan raya Banjarnegara-Purwokerto menuju waduk Sempor. Sampai di kecamatan Mandiraja aku berbelok ke arah selatan melewati Gandulekor. Perjalanan naik turun bukit dan berkelok-kelok kira-kira sejauh 30 km. Ternyata pemandangan di wilayah ini terasa alami sekali. Terutama sesaat ketika menjelang masuk area waduk. Aku memasuki area hutan pinus milik Perhutani. Hawa sejuk terasa banget... indahnya suasana di sini...
Mobilku menyusuri jalanan yang di pinggirnya mengalir sungai berbatu-batu. Airnya keruh, mungkin karena hujan semalaman. Sampang nama sungainya... Dari sungai inilah pasokan air waduk Sempor berasal.. Melihat situasi eloknya sungai Sampang, kuputuskan mencoba mancing di sungai ini... Siapa tau aku bisa dapat ikan yang belum pernah aku temui. Bisa untuk menambah penghuni aquariumku.. Heheheehee....
Begitu aku celupkan kailku, umpanku cuma diserang ikan-ikan kecil jenis waderan (Puntius Binotatus) dan orang Banjar bilang ikan “Kakul”.. Setelah hampir satu jam dapatnya hanya ikan kakul terus.. Akhirnya kuputuskan meneruskan perjalanan ke waduknya...
Begitu aku celupkan kailku, umpanku cuma diserang ikan-ikan kecil jenis waderan (Puntius Binotatus) dan orang Banjar bilang ikan “Kakul”.. Setelah hampir satu jam dapatnya hanya ikan kakul terus.. Akhirnya kuputuskan meneruskan perjalanan ke waduknya...
Ternyata memang benar kabar dari teman-teman yang pernah mancing di waduk Sempor. Waduk ini seperti tak akrab dengan pemancing. Hanya anak-anak kecil yang mancing di sini. Sasaran mereka cuma ikan-ikan Nila bibitan, Louhan dan ikan Bloso (Homaloptera Nebulosa). Benar-benar waduk yang bangkrut...!! Setelah ngobrol kesana kemari dengan penduduk sekitar, aku memiliki argumen dan kesimpulan yang mencengangkan. Ikan-ikan endemik dan benih yang di sebar ternyata tidak bisa berkembang-biak dengan sempurna. Semua ini terjadi setelah berkembang-biaknya jenis ikan ganas Louhan hijau. Sehingga rantai reproduksi ikan-ikan lain terganggu. Ikan Louhan hijau memang terkenal ganasnya, mereka melahap apa saja yang bisa dimakan. Termasuk benih-benih ikan yang baru menetas. Umpan-umpan yang aku lempar ternyata juga di sambut ikan-ikan keparat ini. Sehingga ketika aku memakai umpan cacing, aku di protes oleh anak-anak kecil yang lagi mancing. Katanya, gak boleh pake cacing.. Karena umpan cacing ternyata mengundang louhan hijau datang. Sehingga ikan-ikan lain menjadi bubar.
Sepertinya tidak ada ikan yang bisa eksis hidup berdampingan dengan ikan ini. Mungkin hanya ikan Bawal yang sanggup bertahan melawan ganasnya ikan louhan hijau ini. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba peruntungan ikan Bawal (Colossoma macropomum). Aku berpindah dekat pintu airnya. Disini sekilas aku perhatikan ada beberapa ikan Bawal yang berkelebat melintas. Dan ternyata memang benar.. Tidak sampai setengah jam, umpanku disambar ikan Bawal...
Dengan tekhnik sederhana (kambangan) ikan bawal begitu mudah di pancing. Umpan pakai cacing atau pellet paling di suka. Ternyata ikan louhan hijaupun masih berani berebut umpan dengan bawal. Walaupun tidak secara bergerombol seperti di muara kali Sampang tadi. Entah sampai kapan ikan ganas macam louhan hijau terus menjadi monster di waduk Sempor. Tidak ada penanganan serius dari pihak pemerintah untuk memberantas ikan ini. Ternyata tidak hanya negeri kita yang masih di jajah secara ekonomi oleh bangsa asing. Sungai, waduk dan ikan-ikan pribumi asli Indonesia-pun ternyata mengalami penjajahan ikan asing.
apa sekarang masih ada louhan hijau,pasal saya peminat ikan tersebut
BalasHapusmiris ya. pemerintah main lepas2 bibit ikan sembarangan. hampir semua waduk se indonesia isinya sama. mujair nila bawal bawal lele dumbo. secara ekonomi mungkin menguntungkan. dari sisi ekologi itu bencana.
BalasHapusbukan pemerintah yang nyebar bibit lohan itu om, tapi dulu ada yang ternak ikan lou han, tapi trus harganya merosot tajam, trus di buang ke waduk sempor.
BalasHapusHati2 ikan sapu, terbukti sudah menguasai sungai2 jabodetabek. Orang kita gak sadar, kebiasaan buang ikan sembarangan bisa berakibat fatal...
BalasHapus